Resensi Kumpulan Puisi "Titik Lemah"
Judul Buku: Titik Lemah
Penulis: Zarry Hendrik
Penerbit: Mediakita
Tahun Terbit:2018
Tebal: 205 halaman
Titik
Lemah merupakan buku ke-4 Zarry Hendrik, setelah sebelumnya beberapa kali Zarry
melahirkan karya-karyanya. Karya yang diciptakan Zarry, tidak lepas dari
kemampuan dia merangkai kata. Kemampuannya merangkai kata, menjadi tonggak
lahirnya buku-buku miliknya.
Seperti
buku-buku sebelumnya, Titik Lemah pun mengandalkan hal serupa. Zarry mengatakan
buku ini merupakan Senandika, yaitu karya di mana isi di dalamnya merupakan
pengalaman sendiri. Buku ini, disebut sebagai Kumpulan Perasaan. Zarry masuk ke
dalam dunia remaja untuk menuliskan tulisan-tulisan miliknya. Dia masuk ke mata
pembaca remaja dengan menggunakan gaya bahasa yang sederhana, menghindari
kalimat-kalimat rumit, serta pemilihan kata yang biasa digunakan sehari-hari.
Oleh Zarry, rangkaian kata-kata tersebut disihir menjadi satu tulisan yang
indah.\
Aku bersedih
karena dua hal.
Yang pertama
karena aku begitu tulus,
Namun bagimu
tulus saja tidak cukup.
Yang kedua
karena kau tak pernah bertanya,
Mengapa aku
bersedih.
Apa yang Zarry tulis, terasa merupakan kisah cinta umum
di kalangan remaja. Tanpa disadari, kerap kali apa yang Zarry tulis merupakan
pengalamannya sendiri. Sekali lagi, Zarry masuk ke dunia remaja, semata agar
tulisan yang dia tulis, tidak hanya terasa untuk dirinya sendiri, melainkan
bagi mereka-mereka yang punya pengalaman serupa.
Buku ini tidak melulu berisi kisah sedih perihal
cinta-cinta yang dialami remaja, melainkan beberapa bagian yang ada di dalamnya
pun terkadang membuat senyum tercipta ketika membacanya. Itu mengapa di cover
buku, tersemat kata, ‘Kumpulan Perasaan’. Sebab, perasaan tidak melulu perihal
sedih, bahagia pun masih termasuk di dalamnya.
Zarry kerap kali menulis satu tulisan dengan beralur.
Satu kemampuan ini merupakan satu kemampuan yang saya pikir, tidak banyak orang
bisa melakukannya. Zarry bahkan mampu menulis satu tulisan pendek seolah dia
sedang bercerita menggunakan rangkaian kata yang dia cipta, untuk kemudian di
akhir kata, dia kerap menyelipkan plot twist yang membuat pembaca memaki.
Bagaimana terdapat beberapa tulisan yang diawali dengan kata-kata bahagia,
namun berakhir dengan duka di akhirnya.
Sayangnya, buku ini merupakan golongan buku yang bisa
jadi tidak semua orang bisa menikmati. Kemungkinan besar, mereka yang akan
menikmati adalah mereka-mereka yang mengikuti perkembangan Zarry dalam dunia
kata. Mereka yang tidak tahu, bisa jadi akan menganggap buku ini terlalu
sederhana. Bahasa sehari-hari yang digunakan, kerapkali menjadi bumerang bagi
Zarry sendiri, di mana itu bisa membuat pembaca memahami dengan mudah apa yang
Zarry tulis, namun di saat yang sama bisa pula membuat tulisan Zarry cepat
ditinggalkan mata pembaca karena dianggap terlalu sederhana.
Pun, kisah cinta yang terasa sangat remaja, akan sangat
susah dipahami oleh mereka-mereka yang sudah bukan lagi umurnya. Bagi mereka
yang sudah melewati fase remaja, bisa jadi akan menganngap apa yang Zarry tulis
merupakan jenis tulisan yang tidak lagi bisa diterima bagi dunia mereka.
Komentar
Posting Komentar