Resensi Novel "Burung- Burung Manyar"


BURUNG-BURUNG MANYAR





Judul : Burung Burung Manyar.
Penulis : Y .B. Mangunwijaya.
Penerbit : Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Djambatan, Jakarta, Agustus 1981. Selanjutnya, novel ini mengalami pencetakan ulang secara berurut, yaitu cetakan kedua pada Desember 1981, cetakan ketiga Juni 1983, cetakan keempat Maret 1986, cetakan kelima Oktober 1988, cetakan keenam Agustus 1993, cetakan ketujuh Oktober 1996, cetakan kedelapan Agustus 1999, cetakan keenam belas tahun 2010.
Jumlah Halaman : 406 Halaman.
Harga Buku : RP. 55.200




            Setodewo atau biasa dipanggil Teto adalah seorang anak dari tentara KNIL Brajabasuki dan ibu Indo-Belanda bernama Marice merasakan hidup tentram pada saat penjajahan Belanda. Teto tinggal di Magelang, karena ayahnya bertugas di Garnisun Divisi II Magelang. Kemudian setelah tamat sekolah lanjutan tingkat pertama, Teto melanjutkan sekolahnya di Semarang.  Ketika Teto pulang liburan sekolah Teto sangat kaget rumahnya sangat sepi, tidak seperti biasanya rumahnya sepi. Lalu teto pergi ke tempat Bu Antana untuk menanyakan hal apa yang sudah terjadi. Bu Antana kemudian menceritakan bahwa ayahnya telah tertangkap oleh tentara Jepang dan ibunya meninggalkan sebuah surat. Surat tersebut dibacanya yang isinya mengenai Ibunya-Marice harus memilih : nyawa suaminya melayang atau menjadi istri sipanan tentara Jepang. Dan Marice memilih untuk menjadi istri simpanan untuk menyelamatkan nyawa Brajabasuki.  Dengan kejadian hal tersebut, Teto sangat benci kepada semua berbau Jepang. Ia memutuskan utnuk menjadi KNIL, seperti ayahnya. Teto kemudian menemui Mayor Verbruggen agar dapat menjadi tentara KNIL. Ternyata Mayor Verbruggen dulu mencintai Marice-ibunya Teto, tetapi Marice lebih memilih Brajabasuki. Setelah mengetahui bahwa Teto adalah anak dari Marice, Tetopun diangkat sebagai komandan patroli dengan pangkat letnan dua. Mayor Verbruggenpun sangat shok mendengar musibah yang menimpa Marice.
Diam-diam ternyata Mayor Verbruggen sering pergi ke suatu tempat seorang diri. Teto melihat perilaku aneh dari komandannya ia curiga dan mengikutinya. Ternyata Mayor Verbruggen pergi ke tempat rumah sakit gila menemui Marice. Marice gila karena Brajabasuki akhirnya juga dibunuh tentara Jepang, padahal Marice sudah mau menjadi istri simpanan tentara Jepang. Hal tersebut menambah luka di hati Teto. Dan tidak lama kemudian Marice akhirnya meninggal dunia.  Sementara Teto dalam petualangnnya mencari kepuasan balas dendam, Larasati (Atik), teman sepermainan Teto sejak kecil, bekerja sebagai sekertaris Syahrir. Atik lebih memilih berjuang demi bangsanya, tidak seperti Teto.  Setelah Belanda gagal merebut Indonesia kembali, Teto kemudian melanjutkan studynya di Harvard hingga ia menjadi seorang ahli komputer. Teto kemudian bekerja pada Pacific Oil Wells Company.
Di dalam Pacific Oil Wells Company ternyata ada kecurangan yang banyak merugikan pemerintah Indonesia. Teto bermaksut untuk memberitahukan hal tersebut kepada pemerintah Indonesia.  Tetopun pulang ke Indonesia. Di Indonesia ia kemudian mencari Atik, wanita yang sangat dicintainya. Tetapi Atik sudah menikah dan mempunyai anak tiga. Tanpa diduga, Atik dan suaminya datang ke tempat menginap teto. Teto kemudian diajak menginap di rumah mereka. Oleh suami Atik, Janakatamsi Tetto diterima sebagai kakak.  Sebagamana niatnya kembali ke Indonesia, Teto kemudian menyampaikan keinginannya untuk membongkar rahasia manipulasi komputer yang dilakukan oleh perusahaannya. Mendengar hal tersebut Janakatamsi bersedia membantunya. Akhirnya keduanya dipecat dari jabatan masing-masing.  Seatu saat Teto mendapat pesan dari mertua Atik bahwa mereka sebaiknya pergi ibadah haji. Pesan tersebut dilaksanakan berkat bantuan dana dari Teto. Janakatamsi dan Atik pergi menunaikan ibadah haji. Tetapi keduanya meninggal akibat kecelakaan pesawat yang ditumpanginya. Teto sangat sedih karena seseorang yang dicintainya telah pergi dan ketiga anak Atik kemudian dibesarkan oleh Teto.   

KOMENTAR 

Novel burung-burung manyar menceritakan tentang perjalanan hidup Setadewa dan Larasati. Setadewa yang semula membenci Indonesia dan menjadi tentara KNIL pada akhirnya membela Indonesia. Karena perusaan minyak tempat ia bekerja banyak merugikan pihak Indonesia.  Novel karya Y. B. Mangunwijaya ini sangat menarik. Bahasanya yang lugas dan mengalir serta berlatar jawa membuat novel ini begitu menarik. Novel burung- burung manyar ini juga banyak kejutan-kejutan di dalamnya. Misalnya Setadewa yang semula membenci Indonesia pada akhirnya mati-matian membela Indonesia karena adanya kecurangan yang dilakukan oleh perusaan minyak tempat Setadewa bekerja.  Novel karya Y. B. Mangunwijaya ini menambah wawasan baru akan gambaran sebuah revolusi dan makna nasionalisme, setidak-tidaknya dilihat dari kacamata anti-republik. Dari novel ini kita menjadi tahu sebenarnya pada zaman penjajahan ada juga orang yang tidak senang Indonesia merdeka. Mereka lebih senang pada pendudukan Belanda dan berbeda dari  cerita sejarah yang ada selama ini.      


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Cerpen "Cinta Adalah Kesunyian"

Resensi Kumpulan Puisi "Hujan Bulan Juni"

Resensi Novel "Kubah"