Resensi Novel "Pada Sebuah Kapal"


PADA SEBUAH KAPAL




Identitas Buku :
  •  Judul buku : Pada Sebuah Kapal
  •  Pengarang : N.H. Dini
  •  Penerbit : PT.Gramedia Pustaka Utama
  •  Jumlah halaman : 352 halaman


         Pada umur tiga belas tahun Sri sudah ditinggal mati oleh ayahnya. ia tinggal bersama ibu dan saudara-saudaranya. Diantara saudara-saudaranya atau bahkan dengan ibunya Sri paling akrab dengan Sutopo. Setiap sore Sri selalu mengikuti latihan tari. Sri sangat suka menari.  Setelah lulus sekolah menengah, Sri bekerja pada sebuah radio. Ia menjadi penyiar yang amat disukai oleh para pendengar. Setelah tiga tahun bekerja di sebuah radio Sri mulai merasa bosan. Ia memutuskan ke Jakarta untuk mengikuti ujian menjadi seorang pramugari. Setelah ujian diumumkan ternyata Sri tidak lolos ujian karena paru-parunya ada sedikit gangguan. Oleh saran dokter ia harus menjalani pengobatan agar penyakitnya cepat sembuh.  Setelah penyakitnya sembuh ia pergi ke Jakarta untuk menanyakan apa dibuka lowongan menjadi pramugari. Tetapi sesampainya di sana tidak ada lowongan. Sehingga ia di Jakarta bekerja sebagai seorang penyiar lagi. Oleh Narti, kawannya pada saat ujian pramugari, Sri diperkenalkan kepada Saputro. Saputro adalah seorang pilot. Keduanya akhirnya jatuh cinta dan berpacaran.  Setelah lama berpacaran keduanya memutuskan untuk menikah. Tetapi setelah bertunangan Saputro meninggal dalam kecelakaan pesawat yang ditumpanginya pada saat bertugas. Mendengar tunangannya meninggal Sri sangat terpukul. Setelah pergi ke pemakaman Sri selalu berdiam diri dan kurang bergaul. Untuk menenangkan pikiran Sri pergi ke Yogyakarta ditemani oleh Carl. Carl adalah teman dari Sutopo. Carl seorang yang kaya-raya.  Oleh Carl Sri diajak pergi jalan-jalan di seputar kota Jogja. Lalu Sri di bawa ke Kaliurang, daerah pegunungan yang cocok untuk menenangkan diri. Keduanya lama-kelamaan semakin mengenal.. Entah oleh karena apa, Sri tidak bisa mencintai Carl, mungkin karena Carl terlalu kaya atau sebab yang lain.  Sepuluh tahun kemudian Sri menikah dengan Charles Vincent. Oleh kakaknya Sri tidak mendapat persetujuan. Kakaknya sutopo, lebih menginginkan ia kawin dengan Carl. Setelah menikah Sri menurut suaminya tinggal di Jepang. Setelah menikah keduanya sering bertengkar. Mereka menjadi pasangan suami istri yang tidak bahagia. Masalah-masalah yang sepele kadang-kadang menjadikan hal tersebut bahan pertengkaran. Setelah lahir anak mereka, keduanya juga masih sering bertengkar.  Keduanya akan pindah ke Prancis. Keduanya tidak berangkat bersama. Sri berangkat bersama anaknya dengan kapal. Di dalam kapal Sri mengenal Michel, komandan kapal yang ditumpanginya. Keduanya saling jatuh cinta. Michel juga sudah mempunyai istri bernama Nicole. Michel juga tidak bahagia dengan istrinya tersebut. Keduanya sering bertengkar. Sri dan Michel, keduanya sama-sama tidak bahagia dalam keluarganya. Sri menemukan kembali kemesraan dan kelembutan yang sekian lama didambakannya itu pada Miche, begitu juga sebaliknya.  Setelah turun di Marseille, Sri dan anaknya dijemput oleh Charles. Mereka tinggal di Prancis. Seperti hari-hari biasanya mereka di Prancis sering bertengkar dan mereka seperti hidup sendiri-sendiri. Sri dengan urusan sendiri dan Charlespun demikian.  

KOMENTAR   

Novel Pada Sebuah Kapal  karya N. H. Dini di atas mencaritakan tentang perjalanan hidup Sri. Sri yang mengalami kegagalan berkeluarga akhirnya bertemu dengan Michel seorang nahkoda kapal. Sri menemukan kebahagiaan dengan Michel. Michelpun juga mengalami kegagalan berumah tangga, dan menemukan kebahagiaan dengan Sri.  Novel Pada Sebuah Kapal  karya N. H. Dini ini menurut saya kurang menarik. Dari halaman ke halaman ketika saya membaca, saya seakan-akan jenuh oleh cerita yang diceritakan. Memang dari segi bahasa novel Pada Sebuah Kapal mudah dipahami, atau menggunakan bahasa sehari-hari dan juga alur yang dikembangkan mudah untuk mengikuti jalan cerita, tetapi cerita yang diangkat kurang menarik.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Cerpen "Cinta Adalah Kesunyian"

Resensi Kumpulan Puisi "Hujan Bulan Juni"

Resensi Novel "Kubah"