Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Resensi Kumpulan Cerpen "Antara Jimbaran dan Lovina"

Gambar
 “Antara Jimbaran dan Lovina” Judul Buku             : Antara Jimbaran dan Lovina Pengarang                : Sumaryono Basuki Ks. Penerbit                   : cakrapers Tahun Terbit            : 2011 Kumpulan cerpen ini memiliki latar belakang Bali dan kehidupan di sekitarnya. Sehingga di dalamnya terdapat banyak bahasa bali. Buku ini berisi 26 cerpen. Daya tarik dari buku ini justru bukan dari cerpen utamanya melainkan dari satu judul cerpen “mata Dian” yang mengisahkan seorang penulis yang karyanya sudah lama dimuat di surat kabar namun ajuanya untuk menerbitkan dalam bentuk buku belum juga mendapatkan titik terang. Buku ini menarik dari covernya, terlihat ada sosok laki-laki bersandar dipantai, dan memandangi lautan yang didepannya ada seekor lumba-lumba yang seakan melompat. Novel ini diawali dari adanya seorang sahabat yang menawarkan kerja sama untuk mencetak dan meminta untuk membuat cover. Kemudian sang penulis tersebut menghubungi temennya seorang pe

Resensi Novel "Lelaki Harimau"

Gambar
Lelaki Harimau Judul Buku: Lelaki Harimau Penulis:  Eka Kurniawan Genre:  Fiksi Penerbit:  PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan I ( Cover Baru):  Agustus 2014 Bahasa:  Indonesia ISBN:  978-602-03-0749-7 Halaman:  204 halaman Harga: Rp 50.000 ,-   (terbitan Februari, 2016) Di suatu sore yang jingga, saat orang-orang seharusnya sedang beristirahat menanti malam, saat waktu yang tepat untuk menyeduh kopi lantas meminumnya di pelataran rumah, warga desa dihebohkan oleh kabar bahwa Margio, membunuh Anwar Sadat. Tidak tanggung-tanggung, Margio membunuh Anwar Sadat dengan menggigit leher Anwar Sadat, menancapkan gigi-gigi tajamnya, menaringkannya di leher Anwar Sadat, lantas mengoyaknya ke kanan dan ke kiri, membuat leher Anwar Sadat ambrol, kulitnya mengelupas dan darah muncrat di mana-mana. Anak Anwar Sadat, perempuan pertama yang mengetahui pembunuhan tersebut, lantas berteriak ketika mengetahui ayahnya sudah menggelepar dalam kondisi yang mengenaskan; ko

Resensi Novel "Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin"

Gambar
Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin Identitas buku : Judul buku : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Pengarang : Tere-Liye Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : Cetakan kesembilan, maret 2013 Suatu hari, di sebuah rumah kardus, hiduplah sebuah keluarga miskin yang mengandalkan mengamen sebagai jalan hidupnya. Keluarga itu terdiri dari Ibu, dan dua anaknya; Tania, dan Dede. Tania sebagai kakaknya, dan Dede adiknya. Mereka hidup serba kekurangan. Saking tidak mampunya, bahkan mereka hanya bisa tinggal di rumah kardus, rumah yang sangat jauh dari kata layak. Merskipun begitu, sebenarnya mereka tidak pernah mengeluh tentang ekonomi mereka. Mereka juga bahkan harus merelakan bangku sekolah mereka karena keterbatasan ini. Apalagi sepeninggal ayah mereka, dan ketika ibu mereka mulai sakit-sakitan, membuat mereka tidak boleh sekalipun mengeluh tentang hidup mereka. Sampai suatu ketika, mereka bertemu dengan Danar. Karena kebaikan hatinya,

Resensi Novel "Burlian"

Gambar
Burlian Judul Novel           : Burlian Penulis                 : Tere Liye Penerbit               : Republika Halaman               : 339 halaman Cetakan pertama : November 2009 Tersebutlah Burlian, anak desa pedalaman Sumatera yang lahir dari pasangan Pak Syahdan dan Mamak Nur. Anak yang kelak ketika dewasa, menjadi penjelajah. Menjadi anak yang memutus stigma bahwa anak-anak seusianya kelak jika dewasa semuanya akan menjadi penyadap getah karet, pekerjaan umum yang ada di desanya, yang mayoritas dilakukan oleh laki- laki. Oleh ibunya, yang memiliki disiplin luar biasa, Burlian dididik amat ketat, sehingga masa kecilnya dijauhi dari banyak sifat buruk yang merugikan orang lain. Namun, meskipun begitu, Burlian tetaplah Burlian, bocah sekolah dasar dengan rasa ingin tahu dan kenakalan khas anak seusianya; yang suka membolos. Burlian, dan kakaknya Pukat, sering sekali membolos dari sekolah. Mereka berdua, kakak beradik yang membolos bersama, biasanya melakuk

Resensi Cerpen "Cinta Adalah Kesunyian"

Gambar
Cinta Adalah Kesunyian   Judul Cerpen              : Cinta adalah Kesunyian Nama Pengarang        : Gabriel Garcia Marquez Penerbit                      : Pusaka Sastra LKiS Yogyakarta Tebal Buku                 : 164 halaman Cerpen ini merupaka cerpen yang ditulis menggunakan gambaran dan bahasa sastra lama, pengarang juga sangat menjiwai dalam menulis cerpen ini. Pengarang dapat menarik para pembacanya dengan membuat akhir cerita yang tidak senang ataupun tidak sedih. Pengarang bisa membuat pembacanya terinspirasi meskipun hanya dengan membaca beberapa kalimatnya saja. Memiliki keunikan dalam gaya penulisannya membuat pembaca tertarik dan membacanya sampai akhir, ditulis dengan akhir yang membuat bertanya-tanya banyak orang menghadirkan nuansa berbeda didalam cerpen ini. Tak hanya kelebihannya, setiap cerpen pasti memiliki sisi lemahnya, meskipun diminati banyak pembacanya kareana menarik, cerpen ini memiliki titik lemah pada cerita yang memang menggambarkan abad dua

Resensi Novel "Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah"

Gambar
Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah Judul : Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah Pengarang       : Tere Liye Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit   : 2012 Tebal buku      : 507 halaman Harga buku     : Rp. 72.000,- Diawali dari kisah seorang bocah bernama Borno, yang sangat cerdas dan memiliki keingintahuan terhadap sesuatunya sangat tinggi. Borno, sangat ingin tahu tentang seberapa panjang sungai Kapuas. Cerita ini berlatar di bantaran sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat. Pada saat Borno berumur dua belas tahun, dia mendapat kabar bahwa ayahnya kecelakaan saat sedang bekerja mengemudikan sepit (Perahu motor yang bagian belakangnya ditempeli mesin sehingga dapat melaju kencang). Kabarnya, ayah Borno kecelakaan karena tersengat ubur-ubur. Mengetahui hal tersebut, sahabat-sahabat ayah Borno seketika itu langsung menuju rumah sakit, tempat di mana ayah Borno dirawat. Saat semua tiba di rumah sakit, ternyata kondisi ayah Borno suda

Resensi Novel "Remember When"

Gambar
Remember When   Penulis                        : Winna Efendi Editor                          : Samira dan Gita Romadhona Penata Letak              : Wahyu Suwarni Desainer Sampul      : Dwi Anissa Anindhika Penerbit                      : Gagas Media Tahun                           : 2011 Ukuran Buku               : 13 × 19 cm Remember When bercerita tentang empat orang remaja, dua lelaki dan dua perempuan, yang keempatnya merupakan sahabat dekat di salah satu SMA di Jakarta. Keempat orang tadi, masingnya mempunyai nama serta kepribadian yang berbeda. Dimulai dari Freya, seorang perempuan cerdas, antisosial, apa adanya, dan cuek. Dikisahkan, Freya adalah teman baik Gia, perempuan cantik yang popular di sekolahnya, dan merasa kenyamanan dirinya selalu dia temukan saat sedang melukis. Sedangkan dari pihak lelaki, ada namanya Moses, lelaki dengan tipikal perfeksionis, disiplin, kaku, sulit mengekspresikan diri, bertanggung jawab, dan pintar. Lalu lainnya bernama Adr

Resensi Novel "Pukat"

Gambar
PUKAT Identitas buku  Judul                       : Pukat Pengarang             : Tere Liye Penerbit                 : Penerbit Republika Tahun penerbit    : Februari 2010 Tebal halaman     : 352 Kota terbit             : Jakarta Selatan Dialah Pukat, anak kedua yang lahir dari keluarga Mamak Nur dan Syahdan, keluarga yang amat menjunjung harga diri dan kedisiplinan. Keluarga yang juga amat dihormati oleh warga desa lain di desanya, yang berada di pedalaman Sumatera. Tidak seperti adik dan kakaknya, Pukat memiliki kepribadian sendiri yang berbeda dengan lainnya. Pukat seorang yang kreatif, juga sangat cerdas. Kecerdasannya ini bahkan diakui oleh banyak orang. Orang-orang, mulai mengakui kecerdasan Pukat ketika suatu hari, bersama ayahnya, Syahdan, Pukan pergi menggunakan kereta menuju desa lain untuk membeli kopi. Di perjalanan pulang, yang juga menggunakan kereta, ada satu kejadian yang amat-sangat menegangkan. Terjadi perampokan yang dilakukan ol

Resensi Novel "Ayah"

Gambar
AYAH Judul novel : Ayah Penulis : Andrea Hirata Penerbit : Bintang Pustaka Tahun terbit : 2015 Tebal : 20,5 cm Jumlah halaman: 412 halaman Alkisah, di sebuah tempat di luar pulau Jawa, di Belitong tepatnya, hiduplah seorang laki-laki bernama Sabari, yang mempunyai tiga orang sahabat bernama Ukum, Tamat, dan Toharun. Mereka hidup bersama di sekolah yang sama sedari kecil. Pada suatu hari, Sabari mencintai gadis seumuran dia –yang ketika itu masih SMP—bernama Lena. Namun kaena sadar diri akan penampilannya yang kumuh, juga bukan berasal dari keluarga berada, membuat segala usaha Sabari tidak pernah cukup di mata Lena. Bahkan sampai lulus SMA, Lena masih tetap tidak mau akan Sabari. Ibarat kata, segala perjuangannya adalah sia-sia belaka, karena hanya menghabiskan waktu tanpa membuahkan hasil. Selepas SMA, Sabari mendapat pekerjaan menjadi buruh batako di tempat Markoni, yang mana adalah Ayah Marlena. Hubungan Marlena dengan bapaknya tidak begitu harmonis pada saat it

Resensi Naskah Drama "Kapai-Kapai"

Gambar
Kapai-Kapai      Judul                :  Kapai-Kapai Pengarang        :   Arifin C. Noer Penerbit           : Yayasan Lontar          Halaman           : 38 halaman Tahun Terbit     : 1970   Naskah ini menceritakan pemuda bernama Abu yang sudah memiliki istri bernama Iyem dan majikan yang selalu menindas pekerjanya. Disetiap naskah drama tentu memiliki keberagaman sifat, dan sikap. Didalam naskah ini Abu memiliki sifat pemalas dan seringkali menghayal, dalam setiap khayalannya Abu selalu dibuai oleh Emak dengan cermin tipu daya yang dapat membuat kehidupan seseorang bahagia, sedangkan tokoh Yang kelam selalu mengingatkan masa atau waktu kematian Abu. Ia terus berusaha mendapatkan cermin tipu daya itu dengan menggunakan segala caranya . Pada akhirnya Abu mendapatkan cermin tipu daya yang ia cari selama ini tetapi disaat bersamaan ia juga menemui ajalnya. Di dalam naskah drama juga menyimpan berbagai pesan-pesan yang akan disampaikan kepada pembaca atau penikmatnya

Resensi Cerita Pendek "Penulis Tua"

Gambar
Penulis Tua     Identitas Cerpen : Judul Cerpen              : Penulis Tua Nama Pengarang       : Haryo Pamungkas Penerbit                       : Banjarmasin Post, Cerpen Koran Minggu Jumlah Halaman        : 5 Halaman Tanggal Terbit             : 18 November 2018 Cerpen ini merupakan cerpen yang ditulis oleh Haryo Pamungkas,  cerpen ini menceritakan seorang kakek tua berumur 80 tahun. Seorang kakek yang sudah tidak memiliki gairah pada fase tua ini, di usia tua ini kakek hanya memilih sebagai pengamat, dan menjalani kehidupan dengan santai. Beliau memilih berjalan kesana kemari karena beliau ingin mengenang semua kenangan dengan cucunya, Alinea. Kakek ingin membentuk kenangan ini dan menyusun semuanya dengan baik agar bisa terkenang di masa-masa tuanya. Kakek memiliki sifat yang sangat penyayang, yang membentuk kepribadian cucunya menjadi anak yang periang. Cerpen ini memiliki alur maju dan mundur,karena pada cerpen ini menceritakan kejadian dimasa lalu saat kakek

Resensi Kumpulan Puisi "Pendidikan Jasmani dan Kesunyian"

Gambar
Pendidikan Jasmani dan Kesunyian Judul               : Pendidikan Jasmani dan Kesunyian Penulis             : Beni Satryo Penerbit           :  EA Books Tebal               : 60 halaman ISBN               : 978-602-1318-35-5 Saya menuntaskan baca kumpulan puisi ini dalam waktu singkat saja. Ada beberapa alasan mengapa buku puisi ini bahkan bisa selesai saya baca kurang dari satu hari. Pertama , karena buku ini tidak terlalu tebal. Hanya beberapa puluh halaman saja. Kedua , karena puisi-puisi di dalamnya relatif mudah dipahami. Tidak perlu mengenal puisi itu seperti apa atau kamu adalah seorang mahasiswa sastra untuk sekadar bisa memahami isi puisi-puisi ini. Ketiga , karena puisi-puisi yang ada di dalam kumpulan puisi ini relatif pendek. Saya rasa tidak ada puisi yang bahkan melebih satu lembar halaman. Rerata puisi di dalam buku ini, hanya setengah halaman saja per-puisinya. Namun siapa sangka betapa saya menikmati betul membaca buku kumpulan puisi ini. bisa dikata