Resensi Novel "Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin"

Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin



Identitas buku :
  • Judul buku : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
  • Pengarang : Tere-Liye
  • Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
  • Tahun terbit : Cetakan kesembilan, maret 2013


Suatu hari, di sebuah rumah kardus, hiduplah sebuah keluarga miskin yang
mengandalkan mengamen sebagai jalan hidupnya. Keluarga itu terdiri dari Ibu, dan dua anaknya;
Tania, dan Dede. Tania sebagai kakaknya, dan Dede adiknya.

Mereka hidup serba kekurangan. Saking tidak mampunya, bahkan mereka hanya bisa
tinggal di rumah kardus, rumah yang sangat jauh dari kata layak. Merskipun begitu, sebenarnya
mereka tidak pernah mengeluh tentang ekonomi mereka. Mereka juga bahkan harus merelakan
bangku sekolah mereka karena keterbatasan ini. Apalagi sepeninggal ayah mereka, dan ketika
ibu mereka mulai sakit-sakitan, membuat mereka tidak boleh sekalipun mengeluh tentang hidup
mereka.

Sampai suatu ketika, mereka bertemu dengan Danar. Karena kebaikan hatinya, Danar
banyak membantu keluarga Tania. Tania yang saat itu masih sangat kecil, hanya bisa
mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan suatu kebahagiaan. Bahkan, saking baiknya, Danar
sampai membelikan sebuah rumah kontrak untuk keluarga Tanis –karena tidak tega melihat
Tania dan keluarganya yang harus tinggal di rumah kardus.

Danar sendiri seorang penulis buku anak-anak. Lambat laun, Tania semakin mengagumi
Danar. Karena selain hatinya yang baik, Danar juga mempunyai wajah yang menawan.
Karena kebaikan hati Danar juga, Tania akhirnya dapat kembali merasakan bangku
sekolah –meskipun Tania dan Dede harus menyambi bekerja sebagai penjual kue.
Tidak masalah buat mereka, selama mereka akhirnya dapat kembali merasakan bangku sekolahan.

Suasanaberubah ketika pada suatu hari, Danar membawa teman dekatnya, yang bernama Ratna. Tania
cemburu ketika melihat Ratna dan Danar begitu mesranya di hadapan mereka.
Tania sendiri tidak dapat mengungkapkan apa perasaannya tersebut.
Apalagi ketika Ibu Tania dan Dede meninggal. Berat hati Tania menyadari kenyataan ini.
Namun, Tania tetap tumbuh menjadi perempuan yang cantik nan cerdas. Karena kecerdasannya,
Tania mendapat beasiswa ke luar negri. Ke Singapura.

Ketika Tania sedang menempuh beasiswanya, Tania mendapat kabar bahwa Danar dan
Ratna akan menikah. Tentu hal ini semakin membuat hati Tania hancur. Sedari kecil, Tania
sudah menyukai Danar, dan sekarang justru Danar dan Ratna akan melangsungkan pernikahan.
Meskipun dibujuk untuk datang ke pernikahan mereka, Tani a tetap bersikukuh untuk tidak
datang. Akhirnya pernikahan tetap dilangsungkan.
Hari berjalan dan keadaan mulai kembali biasa, meskipun tetap ada rasa yang aneh saat
Tania ada di dekat Danar, yang sekarang merupakan suami Ratna. Sampai ketika, Ratna
bercerita, bahwa Danar akhir-akhir berubah. Bahwa Danar lebih sering pergi dan melamun.
Akhirnya diketahui, bahwa Danar pergi ke sebuah lapangan yang terdapat pohon mapple-nya.
Dan dari sana diketahui, bahwa ternyata Danar juga mencintai Tania, namun segalanya sudah
terlambat.

Ketika Tania mengetahui hal tersebut, Tania menyadari bahwa jika dia ada di dekat
mereka, itu akan mengganggu rumah tanga mereka. Akhirnya Tania memutuskan untuk kembali
ke Singapura dan menetap di sana, demi agar tidak mengganggu hubungan Danar dan Ratna lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Cerita Pendek "Penulis Tua"

Resensi Cerpen "Cinta Adalah Kesunyian"

Resensi Novel "Perihal Gendis"