Resensi Naskah Drama "Kapai-Kapai"

Kapai-Kapai 

 

 

Judul               Kapai-Kapai
Pengarang       :  Arifin C. Noer
Penerbit           : Yayasan Lontar        
Halaman          : 38 halaman
Tahun Terbit    : 1970
 
Naskah ini menceritakan pemuda bernama Abu yang sudah memiliki istri bernama Iyem dan majikan yang selalu menindas pekerjanya. Disetiap naskah drama tentu memiliki keberagaman sifat, dan sikap. Didalam naskah ini Abu memiliki sifat pemalas dan seringkali menghayal, dalam setiap khayalannya Abu selalu dibuai oleh Emak dengan cermin tipu daya yang dapat membuat kehidupan seseorang bahagia, sedangkan tokoh Yang kelam selalu mengingatkan masa atau waktu kematian Abu. Ia terus berusaha mendapatkan cermin tipu daya itu dengan menggunakan segala caranya. Pada akhirnya Abu mendapatkan cermin tipu daya yang ia cari selama ini tetapi disaat bersamaan ia juga menemui ajalnya. Di dalam naskah drama juga menyimpan berbagai pesan-pesan yang akan disampaikan kepada pembaca atau penikmatnya, karena ini adalah salah satu naskah drama yang sering dimainkan, serta memiliki kualitas yang tinggi adalah naskah drama kapai-kapai karya Arifin C Noer. Naskah ini termasuk naskah yang memiliki reputasi tinggi dan nilai sastra yang tinggi pula, hal ini dikarenakan bahasa yang digunakan  sangat puitis dan penuh makna  serta memberikan banyak pesan-pesan moral didalamnya. 
 
Naskah ini memiliki beberapa tokoh yang sedikit menarik perhatian, seperti Abu, Emak, Bulan, Yang kelam dan lain-lain akan tetapi saya sangat tertarik pada tokoh Yang kelam walaupun bukan tokoh dalam naskah tersebut. Karena campur aduknya naskah drama ini, tidak lengkap jika tidak memiliki  Yang kelam tokoh yang memiliki sifat jahat dan kejam, maka dibutuhkan penegadan yang mendalam untuk mengetahui siapa sebenarnya tokoh tersebut.  
 
Meskipun didalam naskah drama ini memiliki banyak kekurangan, tentunya kelebihan akan menutup segalanya dengan cara yang seimbang. Bahasa yang sangat puitis yang merupakan kelebihan tadi bisa juga dikategorikan sebagai kelemahan dari naskah tersebut, karena bahasa yang sangat puitis sangat menyulitkan pemahaman para pembaca atau penikmat naskah drama itu sendiri . 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Cerita Pendek "Penulis Tua"

Resensi Cerpen "Cinta Adalah Kesunyian"

Resensi Novel "Perihal Gendis"