Resensi Kumpulan "Puisi - Puisi Cinta"
Judul Buku : Puisi-puisi Cinta
Penulis : W.S Rendra
ISBN : 978-602-291-114-2
Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka)
Tahun Terbit : 2015
Cetakan : Pertama, September 2015
Ketebalan Buku : 83 Halaman
W.S Rendra merupakan sastrawan yang banyak menghasilkan karya-karya yang diminati oleh berbagai khalayak ramai. Willybrordus Surendra atau akrab dikenal sebagai W.S Rendra lahir di Solo, 7 November 1935. Meninggal di Desa Cipayung Jaya, Depok, 6 Agustus 2009. Nama panggilan beliau yaitu Willy. Beliau dikenal sebagai salah satu penyair paling masyhur di Indonesia sampai saat ini. Selain sebagai penyair, Beliau juga mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta dan sering memadukan pembacaan puisi dengan unsur teaterikal yang kemudian menjadi salah satu ciri khasnya.
Rendra dijuluki "Si Burung Merak" bukan hanya karena pesonanya di atas panggung. Tapi, memang begitulah beliau. Sesosok pribadi yang penuh vitalitas dan gairah. Seorang pencinta, bak merak yang merentangkan ekor cantiknya untuk menarik perhatian sang kekasih. Untuk merekalah, para kekasih, ia tuangkan cintanya lewat puisi. Di dalam buku ini, terangkum puisi-puisi cinta Rendra dari tiga masa.
Puisi-puisi masa mudanya begitu sederhana, tapi manis dan jenaka. Puisi-puisi masa dewasanya terasa kompleks dan mendalam, serius dalam mengarungi bahtera cinta. Sementara, puisi-puisi masa tuanya adalah sebentuk rasa syukur dari nikmat cinta sejati yang telah teruji.
Buku ini terdiri dari 3 puber, yaitu;
1. Puber pertama (1954-1958)
2. Puber kedua (1968-1977)
3. Puber ketiga (1992-2003)
Pada masa puber pertama disini berisi tentang "Kumpulan Ungkapan- Ungkapan Puitis untuk Dik Narti" disini puisi disajikan berbentuk pendek dan sederhana,namun puisi-puisi di Puber Pertama kata katanya sangat begitu manis dan romantis. Meskipun kebanyakan singkat, ditulis dengan bahasa yang sederhana, tetapi sangat menunjukkan perasaan orang yang sedang dilanda cinta.
Kekasih
Kekasihku seperti burung murai
Suaranya merdu.
Matanya kaca
Hatinya biru
Kekasihku seperti burung murai
Bersarang indah di dalam hati.
Berlanjut ke Puber Kedua dan Puber Ketiga, puisi yang disajikan sedikit lebih panjang dan kompleks mengenai kehidupan dan sangat ditekankan pada orang orang yang sedang dilanda cinta. Semua puisi puber kedua dan ketiga disajikan mengalir apa adanya tanpa bahasa yang berbelit-belit.
Saya tidak terlalu memahami semua puisi-puisi Rendra namun saya cukup menikmati isi dari buku ini. Membuat saya menjadi terbawa dengan kisah kisah cintanya. Buku ini juga membuat saya lebih mengenal salah satu sosok sastrawan Indonesia karena di dalamnya diulas sedikit lengkap profil penulis W.S Rendra . Buku ini termasuk cerita tentang beliau yang berpindah agama (meskipun hanya diangkat sekilas dan tidak begitu ditekankan). Saya juga menjadi tertarik untuk membaca karya-karya Rendra yang lainnya.
Komentar
Posting Komentar