Resensi Novel "Berkisar Merah"
BEKISAR MERAH
Penulis : Ahmad Tohari
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Kedua 2013
Jumlah halaman : 360 hlm. ; 20 cm
ISBN : 978-979-22-6632-0
SINOPSIS :
Lasi adalah wanita cantik dusun Karangsoga. Ia mempunyai suami bernama Darsa yang berprofesi sebagai penyadap nira. Suatu saat Darsa jatuh dari pohon kelapa waktu menyadap nira. Darsapun kemudian dibawa ke poliklinik. Setelah beberapa minggu belum sembuh dokter menyarankan dibawa ke rumah sakit besar, tapi darsa dibawa pulang karena tidak ada biaya. Darsa kehilangan kelelakiannya. Di rumah Darsa dirawat oleh bunek, seorang dukun bayi dan akhirnya Darsa sembuh. Sebagai imbalan atas kesembuhan Darsa, ia diminta untuk mengawini Sipah anak Bunek yang pincang. Mau tidak mau Darsapun akhirnya mengawini Sipah. Lasi yang tidak mau di madu kemudian lari ke Jakarta dengan membonceng truk gula aren dengan Pardi (sopir truk). Di Jakarta Lasi tinggal di warung Bu Koneng seorang mucikari. Lasi di warung Bu koneng bekerja di dapur, mencuci piring. Bu koneng kemudian memperkenalkan Lasi kepada Bu Lanting, seorang mucikari tinggkat atas yang sedang mencari barang baru. Setelah tertarik akan kecantikan Lasi, Lasi kemudian diajak ke rumah Bu Lanting. Di rumah Bu Lanting, Lasi hanya menemani Bu Lanting berbelanja, merias wajah. Di sana Lasi mulaai mengenal tata cara perawatan tubuh. Oleh Bu Lanting, Lasi diperkenalkan kepada Handarbeni, seorang yang kaya raya yang sedang mencari istri muda untuk menempati rumah barunya di Slipi. Sore itu, sebelum Handarbeni menemui Lasi di rumah Bu Lanting, dating Kanjat teman lamanya di kampong. Kanjat juga cinta kepada Lasi walaupun sudah menjadi janda. Kanjat meminta Lasi untuk kembali ke Karangsoga, tetapi Lasi menolaknya. Kanjat kemudian pulang dan datanglah Handarbeni. Lasi kemudian dilamar oleh Handarbeni yang sudah mempunyai dua orang istri. Mau tak mau Lasi harus bersedia menjadi istri simpanan Handarbeni karena canggung atas semua yang telah diberikan oleh Handarbeni dan Bu Lanting. Lasi menerima perkawinan itu, tapi sebelum kawin Lasi pergi ke Karangsoga untuk meminta surat cerai dari Darsa. Sesampainya di Karangsoga semua penduduk kampong itu merasa sangat terkejut atas perubahan yang terjadi pada diri Lasi.
Di usia duapuluh lima tahun Kanjat lulus menjadi insinyur dan ditawari menjadi asistendosen. Kanjat dan teman-temannya melakukan penelitian tentang bagaimana menghemat kayu baker untuk mengolah nira. Karena Kanjat merasa punya utang akan para penyadap yang turut membantu kelulusannya menjadi insinyur. Lasipun sudan resmi menadi janda dan Kanjat bermaksud melamar lasi tetapi ditolak. Akhirnya Lasi resmi menjadi istri Handarbeni. Setelah setahun menikah lasi merasa tidak nyaman. Handarbeni ternyata impotent, dan menyuruh Lasi untuk mencari lelaki lain yang dapat memuaskannya asal tidak minta cerai kepada Hnadarbeni. Lasipun tidak mau atas saran yang diberikan oleh suaminya itu. Karena kangen dengan orang tuanya, Lasi kembali ke Karangsoga. Di karangsoga Lasi kemudian membangun rumah emaknya yang sudah lapuk. Lasi juga ingin memperbaiki surau Eyang Mus. Tetapi oleh Eyang Mus tidak mau suraunya diperbaiki. Eyang Mus menyarankan Lasi untuk membantu Kanjat yang keksulitan dana dengan percobaannya. Lasi menemusi kanjat. Lasi bercerita banyak tentang perkawinannya yang kurang bahagia. Listrik akan masuk desa karangsoga dan banyak pendudk kehilangan mata pencaharian karena pohon kelapa mereka harus ditebang untuk jalur kabel-kabel listrik. Apalagi Darsa yang sepuluh dari duabelas pohon kelapa miliknya harus ditebang. Kanjat bingung akan keadaan dirinya sendiri. Di satu sisi Kanjat merasa bersalah karena tidak berhasil dalam penelitian untuk membantu meringankan bebam para penyadap. Di sisi lain kanjat ingin menolong lasi yang merasa ganjil akan perkawinannya.
KOMENTAR :
Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari ini mengisahkan kehidupan Lasi. Lasi pergi ke Jakarta dan menjadi istri simpanan karena ia merasa dikhianati oleh suaminya, Darsa. Seperti karya Ahmad Tohari yang lain, novel Bekisar Merah sangat kentara akan setting. Ketika kita membaca novel ini kita dapat merasakan suasana pedesaan yang sangat kental. Kita dapat merasakan suasana pedesaan Karang Soga di mana orang menderes kelapa. Bahasa yang digunakan oleh Ahmad Tohari dalam novelnya sangat lugas dan jelas, sehingga kita dapat lebih mudah memahami apa isi novel tersebut. Dalam membaca novel ini kita dengan enaknya membuka halaman demi halaman tanpa merasa bosan. Moral yang disampaikan dalam novel di atas adalah bahwa kekayaan bukan segalanya. Kekayaan tidak berarti bahagia, seperti apa yang trjadi dalam tokoh Lasi. Lasi setelah menjadi istri Handarbeni dari segi materi memang serba kecukupan, tetapi dengan materi itu Lasi tidak merasa bahagia. Ia merasa bahagia ketika menjadi istri seorang penderes, di mana setiap keringat menjadi berkah dan menimbulkan kepuasan.
Komentar
Posting Komentar